Pentingnya Rendah Hati - Dongeng Anak (Dimuat di Harian Kompas, 26 Maret 2017)

Pentingnya Rendah Hati
Oleh: Hamidah Jauhary

Dongeng ini pernah dimuat di Koran Kompas. Yuk, simak kisahnya.

Kompas Minggu - Nusantara Bertutur (26 Maret 2017)

Penghuni hutan Wanagama di Yogyakarta sedang bersemangat. Para binatang akan mengadakan lomba tahunan. Ada lomba lari, renang, dan menyanyi.
Momo Murai dan Rairay Murai berniat mengikuti lomba menyanyi. Siang ini mereka berdua sedang latihan. Lombanya tiga hari lagi.
“Suaramu bagus, Mo,” puji Rairay tulus. “Kamu pasti menang.”
Momo tersipu. “Suaramu juga tak kalah bagus kok.”
Tiba-tiba ada seekor burung kacer hinggap di dahan pohon tempat Momo dan Rairay berlatih. Seekor burung pipit mengikuti dari belakang.
“Kudengar kalian ikut lomba menyanyi juga ya?” tanya burung kacer.
Momo dan Rairay mengangguk.
“Jangan menangis ya kalau nanti kalah. Ceri pasti yang akan menang!” timpal burung pipit.
“Iya. Sudah pasti aku yang akan menang!” ujar burung kacer yang ternyata bernama Ceri itu. “Suaraku kan merdu. Iya, kan, Pipo?”
Pipo si burung pipit pun mengiyakan.
“Memangnya hanya kamu yang bisa bernyanyi?” sahut Momo gusar.
Rairay menenangkan sahabatnya itu. Ia menatap Momo dan menggeleng.
Melihat itu, Ceri dan Pipo tertawa.
“Sampai jumpa di lomba nanti, ya. Bersiaplah untuk kalah!” ejek Ceri, lalu pergi terbang bersama Pipo.
Momo menatap kepergian Ceri dengan kesal.
“Kenapa kamu menghalangiku, Ray? Kita kan juga bisa bernyanyi,” keluh Momo.
“Kita memang bisa bernyanyi,” jawab Rairay santai. “Tapi kita tidak perlu sombong soal itu.”
Momo terdiam. Rairay benar juga. Yang penting sekarang, mereka terus berlatih agar bisa mengikuti lomba dengan baik.
Hari lomba yang ditunggu tiba. Semua binatang penghuni hutan bersemangat. Setelah selesai lomba lari dan berenang, kini tiba saatnya lomba menyanyi. Para burung yang mengikuti lomba ini bersiap.
Sekarang giliran Ceri si burung kacer yang bernyanyi. Tapi rupanya suara yang keluar dari paruhnya tidak begitu merdu. Cuaca memang cukup dingin akhir-akhir ini. Itu yang membuat suara Ceri serak. Apalagi Ceri jarang berlatih karena merasa suaranya sudah bagus.
“Duh, mengapa suaramu jadi seperti itu, Ceri?” keluh Pipo setelah Ceri selesai bernyanyi.
Binbin hanya menunduk karena malu.
Lalu tiba gilaran Momo bernyanyi. Setelah itu, Rairay. Saat Momo dan Rairay tampil, semua binatang bersorak karena suara mereka yang merdu. Momo mendapat juara pertama dan Rairay di tempat kedua. Momo sangat berterima kasih pada Rairay yang telah menasehatinya agar rajin berlatih dan tetap rendah hati.
“Terima kasih, Ray,” ujar Momo. “Berkat kamu, aku jadi tahu pentingnya bersikap rendah hati. Kalau kita sudah sombong duluan, nanti akan malu kalau ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Iya, kan?”
Rairay mengangguk dan tertawa. “Kita tidak perlu bersikap sombong, cukup tunjukkan bakat kita saja.”
Momo setuju. Ia ikut tertawa bersama Rairay.
***


Bisa juga dibaca di web Nusantara Bertutur.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu Geu Saram by Lee Seung Chul (OST Baker King / Bread, Love, and Dream)

Catatan si Midah: Ulasan Drakor Doctor Stranger

Lirik Lagu Hope is A Dream That Doesn't Sleep by Kyuhyun (OST. Baker King/ Bread, Love, and Dream)