Catatan si Midah: Ulasan Film India Bajrangi Bhaijaan
18 Desember 2016
Film ini bagus
kalau menurut saya. Ini film tahun 2015. Tapi saya baru menonton hari ini
setelah membaca status facebook seorang teman kalau film ini bagus dan layak
ditonton.
Kata teman
tersebut, film ini ada yang mencap membosankan. Ada pula yang bilang kalau alurnya
mudah ditebak. Memang benar. Setelah menontonnya, saya pun merasa kalau alurnya
gampang ditebak. Bukan sesuatu yang baru di dunia perfilman lah.
Tapi.... ada banyak yang bisa diambil dari film ini. Apa lagi kalau bukan pesan moralnya?
Poster Film Bajrangi Bhaijaan
(http://media1-starag.startv.in/r1/thumbs/PCTV/77/1000071777/PCTV-1000071777-hd.jpg)
Tapi.... ada banyak yang bisa diambil dari film ini. Apa lagi kalau bukan pesan moralnya?
Film ini
secara garis besar bercerita tentang konflik India dan Pakistan. Tapi dikemas
dengan cara berbeda.
Jadi, ada seorang anak bernama Shahida yang berasal dari Pakistan tersesat di India dan terpisah dalam perjalanan pulang kembali ke Pakistan dari ibunya. Saat itu mereka ke India untuk berdoa agar Shahida bisa bicara. Ia lalu bertemu dengan Pawan yang juga dikenal dengan nama Bajrangi (Salman Khan). Pawan pun membawanya ke rumah calon mertuanya, karena Pawan tinggal di situ. Ia dan Rasika (Kareena Kapoor Khan) serta keluarga Rasika pun akhirnya merawat Munni, panggilan mereka untuk Shahida. Mereka menganggap Munni adalah orang India dan beragama Hindu seperti mereka. Itu karena Shahida tidak bisa bicara.
Shahida alias Munni
*cantik dan imut yaa?
(http://media2.intoday.in/indiatoday/images/stories/harshaali-story_647_073115071826.jpg)
Jadi, ada seorang anak bernama Shahida yang berasal dari Pakistan tersesat di India dan terpisah dalam perjalanan pulang kembali ke Pakistan dari ibunya. Saat itu mereka ke India untuk berdoa agar Shahida bisa bicara. Ia lalu bertemu dengan Pawan yang juga dikenal dengan nama Bajrangi (Salman Khan). Pawan pun membawanya ke rumah calon mertuanya, karena Pawan tinggal di situ. Ia dan Rasika (Kareena Kapoor Khan) serta keluarga Rasika pun akhirnya merawat Munni, panggilan mereka untuk Shahida. Mereka menganggap Munni adalah orang India dan beragama Hindu seperti mereka. Itu karena Shahida tidak bisa bicara.
Pawan (Salman Khan) dan Rasika (Kareena Kapoor Khan)
*Kareena Kapoor bertambah nama belakangnya dengan "Khan" karena menikan dengan Saif Ali Khan
(http://www.inspiration-couture.com/images/detailed/1/Kareena-kapoor-in-Bhajrangi-Bhaijaan-3.jpg)
Pawan adalah
penganut Hindu dan penyembah Dewa Hanuman yang taat. Ia tidak makan daging.
Sementara suatu kali, Munni tergoda saat mencium aroma ayam goreng dari
tetangga Pawan yang muslim dan ikut makan di sana. Lalu di lain kesempatan,
Munni pun malah pergi berdoa ke masjid saat Pawan membawanga berdoa pada Dewa
Hanuman.
Pawan awalnya
bingung mengetahui kenyataan kalau Munni ternyata seorang muslimah. Calon
mertuanya tidak suka kalau ada orang beragama lain tinggal di rumahnya. Tapi
Rasika meyakinkan Pawan agar hanya mereka saja yang tahu.
Tapi pada
akhirnya semua tahu. Saat itu di televisi ada pertandingan kriket antara India
dan Pakistan. Semua bersedih karena India kalah. Tapi Munni malah bertepuk
tangan, menari, bahkan mencium bendera Pakistan yang muncul di televisi.
Setelah itu,
Pawan pun akhirnya berupaya memulangkannya ke Pakistan. Tapi saat pergi ke
kedutaan Pakistan, ia tidak bisa mendapatkan visa. Lalu ia meminta tolong pada
sebuah travel agen. Ia bersedia membawa Munni ke Pakistan asal Pawan membayar
1,5 lakh. Pawan dan Rasika mengumpulkan semua uang mereka. Bahkan uang untuk
membeli rumah. Setelah terkumpul, Pawan pun menyerahkan Munni pada travel agen
itu. Munni menolak. Tapi Pawan berkeras. Ia pun pulang. Tapi di perjalanan,
Pawan melihat gelang yang pernah ingin dimiliki Munni. Ia pun membelinya dan
kembali ke tempat travel agen untuk menyerahkannya pada Munni. Tapi Munni dan
pria dari travel agen itu sudah pergi. Pawan mengejarnya.
Alangkah
terkejutnya ia saat tahu kalau Munni malah dibawa ke rumah pelacuran. Pawan
melawan semua penjaga dan membawa Munni pergi.
Pawan menggendong Munni keluar dari rumah pelacuran
(http://images.indianexpress.com/2015/11/salman-bajrangi-bhaijaan-57.jpg)
Setelah itu, ia akhirnya pergi membawa Munni ke Pakistan sendiri.
Sesampainya di
Pakistan bukan berarti semua selesai. Ia disangka teroris karena masuk tanpa
visa. Tapi seorang wartawan yang awalnya juga menyangkanya teroris akhirnya
membantunya lari dari kejaran polisi Pakistan.
Di akhir, wartawan itu berhasil membawa Munni pada ibunya sementara Pawan mengalihkan perhatian polisi. Pawan akhirnya berhasil ditangkap. Tapi wartawan itu telah menyebar video tentang Pawan di internet.
Orang-orang tersentuh dengan kisah heroik Pawan. Polisi Pakistan pun menemukan bukti bahwa Pawan memang berkata jujur. Tapi atasan polisi tetap tak ingin membebaskan Pawan. Akhirnya rakyat India dan Pakistan bersatu untuk membebaskan Pawan. Ini yang membuat saya terharu. Apalagi adegan saat Shahida mengejar Pawan yang akan kembali ke India setelah bebas dari tahanan. Benar-benar membuat saya menangis, hehe..
Pawan, Shahida alias Munni, dan wartawan Pakistan yang menolong mereka
(http://images.indianexpress.com/2015/07/bajrangibhaijaannew759.jpg)
Di akhir, wartawan itu berhasil membawa Munni pada ibunya sementara Pawan mengalihkan perhatian polisi. Pawan akhirnya berhasil ditangkap. Tapi wartawan itu telah menyebar video tentang Pawan di internet.
Pawan rela melakukan tradisi muslim Pakistan untuk berdoa agar Munni bertemu orang tuanya
(http://www.livemint.com/rf/Image-621x414/LiveMint/Period1/2015/07/18/Photos/salman-U1703507205674uVB--621x414@LiveMint.jpg)
Orang-orang tersentuh dengan kisah heroik Pawan. Polisi Pakistan pun menemukan bukti bahwa Pawan memang berkata jujur. Tapi atasan polisi tetap tak ingin membebaskan Pawan. Akhirnya rakyat India dan Pakistan bersatu untuk membebaskan Pawan. Ini yang membuat saya terharu. Apalagi adegan saat Shahida mengejar Pawan yang akan kembali ke India setelah bebas dari tahanan. Benar-benar membuat saya menangis, hehe..
Adegan ending yang membuat mata saya berkaca-kaca alias menangis
(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmmOav6LszS7EeFalfsJcGkYhNIBN2y17zujdtGEQ86iOfUkacqW7b1ZeGSCnUlk8wyjJqPWWTu8Q8uPWdEyq4xq9lk6O10yGGPynDIFP8qV6JfGvRSNXWxTuu-NxXJem4xz4xD-xXhZ8/s1600/bajrangi+bhaijaan+10.jpg)
Dari film ini,
kita bisa belajar soal kejujuran. Pawan sangat jujur. Ia bahkan gagal sampai 10
kali dalam ujian karena ia tak ingin menyontek. Ini mengingatkan saya pada masa
lalu saya, hahaha..
Saya sok
"mengaku-aku"? Yah, saya memang pernah tak lulus ujian karena setiap
kali ujian saya tak suka menyontek. Bahkan ulangan harian atau PR pun saya
lebih suka mengerjakannya sendiri. Itu membuat saya pernah gagal. Hanya sekali
memang. Tidak berkali-kali seperti Pawan. Tapi itu berarti buat saya. Kegagalan
membuat saya banyak belajar. Itu lebih baik daripada saya lulus dari hasil
menyontek dan tidak bisa belajar apapun darinya.
Eh, malah
cuhat. Hahaha..
Film ini juga
mengajarkan kita soal kegigihan dan cinta. Pawan tergerak hatinya untuk
menolong Munni yang masih berusia enam tahun dan dengan gigih ia berjuan untuk
mencapai tujuannya.
Apakah kita
bisa seperti Pawan? Mampukah kita?
Bahkan untuk
tetap gigih memperjuangkan cita-cita pun tak sedikit dari kita yang sudah
menyerah di tengah jalan. Apalagi untuk menolong orang yang baru dikenal.
Terlebih lagi orang itu dari negara musuh dan berbeda agama pula.
Film ini cocok
untuk ditonton dalam keadaan Indonesia yang seperti sekarang ini. Mengajarkan
bahwa perbedaan bukan halangan untuk saling tolong menolong. Termasuk perbedaan
agama.
Yah,
begitulah.
Kalau harus memberi nilai, saya akan beri nilai 8 dari 10 buat film ini. Kenapa? Ya, karena menurur saya film ini memang bagus, hehe..
Sudah ya.
Kalau mau tonton silakan. Ini ulasan saya soal film yang menurut saya bagus
ini. Saya sih sebenarnya tidak terlalu suka pada Salman Khan, saya lebih suka
pada Hrithik Roshan dan Aamir Khan. Tapi membaca status teman di facebook
tersebut saya jadi tertarik pada filmnya. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar