Yang Indah Belum Tentu Indah (Review Buku Selebritas Cokelat Karya Bambang Irwanto)
Satu lagi buku
sudah saya selesaikan membacanya. Alhamdulillah. Sebenarnya sudah selesai sejak
Selasa malam sih, tapi baru membuat reviewnya sekarang, hihihi..
Nah, buku ini
adalah buku seri Ghost School Days edisi cerpen yang berjudul Selebritas
Cokelat. Buku yang terbit tahun 2016 ini merupakan karya guru saya, Pak Bambang
Irwanto.
Cover Selebritas Cokelat kayak gini niih..
Detail
bukunya:
Judul: Ghost School Days edisi Cerpen - Selebritas Cokelat
Penulis: Bambang Irwanto
Ilustrator: Faisal A. S.
Penerbit: Muffin Graphics (PT Mizan Pustaka)
Tahun terbit: Juli 2016
Jumlah halaman: 87 halaman
Di dalam buku
ini ada tanda tangan Pak Bambang juga. Dan yang paling asik, ada pula pesan
tentang menulis dari guru saya yang (katanya) tampan itu, hehe...
Kali ini pesannya tentang ide menulis
Ada 4 cerpen
dalam buku ini.
Cerpen pertama
berjudul Selebritas Cokelat, cerita yang juga dijadikan judul bukunya. Kisahnya
tentang Karin yang akhir-akhir ini sukaaa sekali membeli Cokelat merk
Selebritas. Itu karena di dalam bungkusnya ada hadiah untuk bisa bertemu Calia
Praninci, artis cilik yang diidolakan Karin. Karin sampai beli 50 cokelat! Wow,
banyak sekali. Saat Karin berhasil bertemu dengan Calia, ia tidak
menyia-nyiakan kesempatan itu. Karin ingin jadi artis cilik juga. Tapii.. Karin
rupanya tidak tahu, bahwa hal yang kelihatan bagus, belum tentu benar-benar
bagus. Yang kelihatan indah belum tentu benar-benar indah. Sesuatu yang
kelihatannya enak pun belum tentu semua orang menyukainya. *sok bijak banget
nih sayaaa, hahaha..
Cerpen kedua
berjudul Tablet. Ceritanya tentang Dens yang harus membereskan kamarnya yang
berantakan selama hari libur. Itu membuatnya tak bisa bermain dengan tablet
komputer milik Falen, sepupu Darko. Dens jadi ingin sekali memiliki tablet
karenanya. Cerita ini agak membuat saya merasakan de javu. Dens yang pingsan
karena belum makan membuat saya teringat pada cerpen Dens Ingin Kurus di buku
Tas Impian, hehe..
Cerpen ketiga
adalah Selendang Roro. Roro kehilangan selendangnya. Ia mencari kemana-mana
tapi tidak ketemu. Ia sampai tidak sarapan dan terlambat sampai di sekolah.
Roro sempat curiga bahwa Sundari, temannya dari Pantai Utara yang mengambil
selendangnya. Tapi ia tak bisa mengutarakan kecurigaannya pada Sundari karena
tak ingin menyakiti temannya itu.
Cerita terakhir
adalah cerpen berjudul Ada Apa Dengan Darko. Ceritanya tentang Darko yang
terlihat lusuh dan sedih. Ternyata orang tua Darko bangkrut. Teman-temannya pun
berinisiatif menolong Darko. Mereka mengunjungi rumah Darko sambil membawa
sumbangan barang dan uang untuk Darko. Akan tetapi, yang terjadi malah hal yang
di luar dugaan mereka.
Buku ini
sangat cocok dibaca anak usia SD. Meski ada dua adegan yang mirip dalam 2
cerita yang berbeda. Yaitu di cerpen kedua, Tablet, Dens pingsan karena belum
makan. Serta di cerpen ketiga, Selendang Roro, ada adegan Roro pingsan dan
jatuh sakit karena belum sarapan akibat sibuk mencari selendang. Memang itu
bagus untuk mengajarkan anak agar tidak melewatkam sarapan. Tapi dari kacamata
saya sebagai orang dewasa (sudah dewasa nih ceritanya, hihi), ceritanya jadi
berasa "sama", hehehe..
Tapiii...
balik lagi ke kacamata anak SD, cerita-cerita di buku ini sudah oke banget kok.
Cerita-ceritanya ceria, segar, agak kocak, menghibur, dan ada pesan moral yang
tersirat di dalamnya.
Nah, kalau
teman-teman punya anak usia SD, buku ini bisa jadi bacaan asik bagi anak kita
untuk menghabiskan waktu liburannya. Dijamin mereka nggak bakalan bosan deh,
hehe..
Komentar
Posting Komentar