"Balas Dendam" Lewat Tulisan

Pernah merasa sakit hati?
Tentu semua orang pernah. Berkali-kali pun pernah.
Dulu, waktu SD saya kalau sakit hati ya dipendam saja. Atau menangis sendirian tanpa ada yang tahu.
Menginjak SMP, saya mulai menuliskannya di buku harian. Lumayan efektif. Jadi berasa curhat. Meski yang kita curhatin tidak bisa memberi komentar apa-apa.
Di masa SMP ini, saya bahkan punya 2 teman khayalan sekaligus. Satu, teman yang selalu menemani saya di mana pun berada yaitu Hanira, yang saya panggil Han. Dua, teman berupa buku harian. Buku harian apapun. Jadi setiap saya curhat lalu menuliskannya, saya akan memanggil buku yang saya curhati ini dengan panggilan Pan. Pan dari kata Companion yang artinya teman.
Pas SMA juga saya masih menulis di buku harian. Meski sudah agak jarang. Nah, pas SMA ini saya mulai lebih rajin menulis cerita. Meski seringnya tidak selesai, ahahaha..
Saya sejak kecil memang suka membaca. Tempat tongkrongan yang paling saya sukai ya perpustakaan. Perpustakaan 400 namanya kalau di Cirebon. Entah deh sekarang di sana masih ada atau tidak itu perpustakaannya. Nah, sejak SD saya suka menggambar komik dengan jalan cerita yang saya karang sendiri. Meskipun gambarnya sudah pasti kacau balau, hahaha.. Saya juga paling suka kalau ada tugas mengarang. Kan guru sering tuh memberi tugas menulis cerita tentang liburan sekolah kita. Asik aja kalau nulis begitu.
Pas SMP saya lebih rajin menulis puisi. Meski aduuuh.. ntah deh itu puisi lebay-nya nggak ketulungan, wkwkwk.. Diksinya pun acakadut deh.. Hahah..
Nah, mulai SMA ituu.. saya mulai (agak) serius dengan karir nulis saya. Ceilee.. karir. Gaya amat yak, hahaha..
Di masa SMA saya beberapa kali mengirim cerpen ke media. Meski hasilnya jelas ditolak, gkgkgk. Saya juga mulai memikirkan membuat novel, meski itu novel sampe saya sudah jadi ibu-ibu pun belum selesai juga. *tutup muka
Lalu, saat kuliah, saya lebih getol lagi mengirim cerpen. Ke Majalah Story juga ke lomba LMCR. Tak ada yang lolos pemirsah! Haha..
Baru deh sejak sekitar akhir tahun 2012, setelah saya sidang skripsi, saya mulai coba-coba ikutan event menulis di penerbit indie. Jadi deh, sejak 2013 lumayan juga beberapa naskah saya lolos dan jadi buku di penerbit indie. Meski itu... aduuuh.. saya nggak yakin sama tulisan-tulisan saya waktu itu, hahaha..
Eeeehh... kok ini jadi melebar ke perjalanan menulis sih ya? Hahaha..
Back to the topic.
Nah, sejak saya mulai serius menulis itu laaah.. saya mulai menuangkan sakit hati saya pada tulisan. Dan sekarang, saya pun tahu kalau banyak penulis yang melakukan hal serupa, hihihi..
Saya melakukan "balas dendam" lewat tulisan. Kalau mengalami kisah sedih, saya jadikan kisahnya cerpen. Dengan nama tokoh yang diganti.
Kalau merasa sakit hati pada orang, saya jadikan nama orang itu tokoh antagonis di cerpen saya. Yah, seringnya sih saya plesetin dikit namanya. Kalau namanya misal Fika, saya plesetin jadi Fira. Tapi, kadang saya juga tetap memakai nama Fika. Karena saat saya memakai nama asli itu, saya pasti sedang berpikir, toh orangnya juga belum tentu tahu kalau saya ini suka nulis, hihihi..
Nah, ini adalah beberapa cara ampuh saya untuk menuangkan kekesalan. Sekarang sih, selain membuatnya jadi cerpen, saya juga curhat di blog seperti ini.
Yup, saya menulis postingan ini juga karena saya sedang sakit hati pada 2 orang ibu-ibu. Yang satu suka menuduh saya tanpa bukti, yang satu kabuurr tak mau membayar biaya les anaknya (yang ini parah banget. ups, haha..)
Tapiii.. ya sudahlah. Saya tak akan membalas mereka. Saya cukup akan menjadikan mereka tokoh antagonis berakhir tragis saja, wkwkwk *ups
Nah, itu cara saya. Kalau kamu?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu Geu Saram by Lee Seung Chul (OST Baker King / Bread, Love, and Dream)

Catatan si Midah: Ulasan Drakor Doctor Stranger

Lirik Lagu Hope is A Dream That Doesn't Sleep by Kyuhyun (OST. Baker King/ Bread, Love, and Dream)